Senin, 10 Juni 2013

Apakah Lazim Kekurangan Vitamin B-6 di Pedesaan dan Perkotaan Anak Indonesia

Vitamin B-6 Inadequacy Is Prevalent in Rural and Urban
Indonesian Children
 
Budi Setiawan, David W. Giraud dan Judy A. Driskell

Departemen Ilmu Gizi dan Diet, University of Nebraska, Lincoln, NE 68583
 
ABSTRAK Status  vitamin B-6 anak Indonesia dievaluasi dengan menentukan  asupan makanan vitamin B-6 mereka, koefisien eritrosit alanin aktivitas aminotransferase dan Konsentrasi piridoksal plasma fosfat (PLP) .Tiga puluh delapan anak kelas tiga SD (usia 58 -9 y) di pedesaan dan 39 di daerah perkotaan Bogor, Jawa Barat, Indonesia, secara sukarela menjabat sebagai penderita . penderita  termasuk 39 laki-laki dan 38 siswa perempuan. Rerata asupan  vitamin B-6 penderita adalah 0,57 mg / d. Lima puluh lima persen dari anak-anak dilaporkan mengkonsumsi, 0,5 mg / d vitamin B-6 (1998 Estimasi Rata-rata Kebutuhan bagi 4 - 8 y). Eritrosit alanine aminotransferase aktivitas koefisien $ 1,25 diamati pada 30%, dan konsentrasi PLP plasma # 30 nmol / L diamati pada 25%, nilai-nilai ini dianggap sebagai indikasi vitamin B-6 tidak mampu. Persentase sama penderita pria dan wanita memiliki status vitamin B-6 memadai. Signifikanya lebih (P, 0,05) anak pedesaan memiliki status vitamin B-6 yang memadai dari pada perkotaan sebagaimana dinilai oleh tiga indeks. ketidakmampuan Vitamin B-6 ditemukan menjadi lazim di kalangan anak-anak Indonesia, terutama yang tinggal di daerah pedesaan. J. Nutr. 130: 553-558, 2000
Pertranslet (Rima Trisnawati 2C)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar