Senin, 10 Juni 2013

Pengembangan Pangan Berbasis Pelengkap Feeding Menggunakan Linear Programming Rekomendasi untuk 9 - 11 bulan untuk Peri-Perkotaan Bayi Indonesia

Development of Food-Based Complementary
Feeding Recommendations for 9- to
11-Month-Old Peri-Urban Indonesian Infants
Using Linear Programming
 
abstrak
Efektif populasi spesifik, makanan berbasis rekomendasi makanan pendamping ASI (CFR) yang diperlukan untuk memerangi defisiensi mikronutrien. Untuk memfasilitasi formulasi mereka, pendekatan model baru-baru ini dikembangkan. Namun, ia belum digunakan dalam praktek. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menggunakan pendekatan ini untuk mengembangkan CFR selama 9 - untuk 11-mo berusia
Balita di Indonesia dan untuk mengidentifikasi nutrisi yang kemungkinan akan tetap rendah dalam makanan mereka. CFR dikembangkan menggunakan 4-fase pendekatan berdasarkan program linear dan tujuannya. Model parameter yang didefinisikan menggunakan data diet dikumpulkan dalam
survei cross-sectional dari usia  9 - untuk bayi 11 bulan
¼100) yang tinggal di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia dan Survei pasar dari 3 pasar lokal. Hasil penelitian menunjukkan persyaratan besi teoritis tidak dapat dicapai dengan menggunakan sumber makanan lokal (tingkat tertinggi dicapai, 63% dari rekomendasi) dan tingkat yang memadai dari besi, niacin, seng, dan kalsium yang sulit untuk dicapai. Makanan yang diperkaya, bakso, hati ayam, telur, tempe-tahu, pisang, dan bayam merupakan sumber makanan lokal terbaik untuk meningkatkan kualitas diet. CFR akhir adalah: menyusui on demand, menyediakan 3 kali / d, dimana 1 adalah bayi yang diperkaya sereal, 5 porsi / minggu tempe / tahu; 3 porsi / minggu hewan-sumber makanan, yang 2 porsi / minggu adalah hati ayam;
sayuran, sehari-hari; makanan ringan, 2 kali / d, termasuk  porsi / minggu pisang, dan 4 porsi / minggu dari benteng-biskuit. hasil menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat digunakan untuk merumuskan obyektif CFR populasi spesifik dan mengidentifikasi nutrisi masalah utama untuk memperkuat perencanaan program gizi dan keputusan kebijakan. Sebelum merekomendasikan CFR ini, mereka jangka panjang ac- ceptability, keterjangkauan, dan efektivitas harus dinilai. J. Nutr. 139: 135-141, 2009. (pertranslet :Rima Trisnawati IIC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar